TPA sendiri adalah kependekan dari Tes Potensi Akademik.
Tes ini biasanya buat menyeleksi mahasiswa baru dan pegawai baru, kalau kalian sudah pernah tes buat masuk ke perguruan tinggi, kalian pasti nggak asing lagi sama tes ini.
tes ini mengujikan tiga hal: verbal, angka, dan gambar.
TPA ini beda ya sama psikotes, karena kegunaan dan tujuannya yang berbeda.
terus bedanya apa TPA Bappenas ini sama TPA yg biasanya di sbmptn?
beda penyelenggara aja. kalau smbptn kan secara nasional untuk tes masuk perguruan tinggi baik diploma dan S1. kalau TPA Bappenas yang menyelenggarakan Unit Pelayanan Penyelenggaraan Tes Potensi Akademik (UPP-TPA) Bappenas yang bekerja sama dengan program pascasarjana universitas tertentu. ada juga yang dari program pascasarjana universitas secara individu. jadi macamnya banyak, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.
kalau saya, kenapa mengambil TPA Bappenas? waktu itu untuk kebutuhan persyaratan pendaftaran S2. bisa aja sih, saya mengambil dari universitas yang saya ingin daftar, tapi berhubung saya ingin mencoba daftar di beberapa universitas, jadi saya lebih memilih TPA Bappenas karena lebih fleksibel — maksudnya bisa digunakan untuk mendaftar di universitas mana saja, karena terstandar, not only based on one university. alasannya mirip seperti artikel sebelumnya kenapa aku milih toefl itp yg certified.
seperti yg sudah disebutkan diatas, tes ini bukan hanya untuk keperluan mendaftar studi lanjut, tetapi bisa juga untuk pendaftaran pegawai — apabila pekerjaan yang diinginkan disyaratkan untuk memiliki nilai TPA.
next, saya mengambil tes TPA ini di Pascasarjana UGM, karena memang terburu dan mencari yang jadwalnya deket.
kalau sudah menentukan jadwal, coba untuk mencari dan membaca terlebih dahulu info yang kamu butuhkan seperti biaya, sertifikat, dll. biasanya sih sudah tercantum di poster atau websitenya, cuma karena budaya membaca kita kurang jadi ya hehe. nah jika apa yang dicari belum ketemu, bisa menghubungi cp yang tertera, contoh untuk menanyakan apakah kuota masih ada atau sudah penuh dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakan.
waktu itu saya sampai telpon dua kali di lain waktu, saking pertanyaannya muncul satu-satu haha.
cek jadwal tes TPA Bappenas disini atau http://koperasi.bappenas.go.id/uuopt/index.php?home.
waktu itu harga untuk mengikuti tes ini Rp180.000 (kalau nggak salah hehe) tapi sekarang mungkin Rp200.000 an — katanya sih juga tergantung lokasi tes. pendaftarannya online dan bianyanya di bayarkan di bank, bisa transfer juga.
kalau kalian beda kota dengan tempat tes, hasil tes/sertifikat bisa dikirimkan ke alamat kalian, dengan biaya tersendiri. jadi biaya untuk tes itu belum termasuk biaya kirim sertifikat. biaya kirim sertifikat akan diberitahukan saat sertifikatnya sudah keluar.
sertifikatnya sendiri keluar 10 hari kerja setelah tes TPA. sertifikatnya juga bisa di perbanyak, dengan biaya (waktu itu) Rp30.000 per lembar. jadi kalau kalian diharuskan memberi yang asli saat pendaftaran kuliah/kerja, kalian bisa meminta untuk diperbanyak sesuai yang dibutuhkan.
setelah membayar, nanti kalian akan di emailkan kartu tes yang harus dibawa saat tes. disitu kalian juga harus mempelkan dua foto berwarna.
jadi di kartu tes bakal tercantum waktu, tempat, dan apa saja yang harus dibawa saat tes.
selanjutnya, setelah selesai mendaftar, waktunya persiapan otak dan mental LOL. ini pure dari pengalaman dan thoughts saya saja ya, kalau menurut kalian kurang atau bagaimana, sah sah saja. menurut saya, untuk persiapan tes Bappenas ini ya perlu cukup baca, karena kita butuh perbendaharaan kata yang luas, soalnya banyak kata yang cukup asing walaupun itu bahasa Indonesia. nggak cuma bahasa saja, kita juga perlu belajar matematika.
Intinya yang paling penting itu latihan. semakin sering latihan, kita akan familiar dengan soal-soal dan jawabannya.
jadi kuncinya beli buku TPA is a must!
nggak kudu beli, mungkin punya saudaranya yang kemarin habis beli tapi belum sempat diisi juga bisa. karena isinya buku TPA itu hampir sama, jadi semua buku TPA itu baik. tinggal masuk kriteria yang diinginkan atau enggak — maksudnya, kalau saya memilih buku latihan, saya tidak akan memilih yang di soalnya udah tersedia jawabannya. I mean, pembahasannya harus ada di halaman tersendiri bukan yang sudah tersedia pembahasan di setiap soal latihan. kenapa? simply because yang saya butuhkan adalah latihan. jadi lebih baik ada section tersendiri antara soal dan pembahasan. sehingga fokus dan waktu lebih terorganisir dengan baik.
saya belajar untuk TPA ini kira-kira sebulan. dua minggu pertama cuma dapet beberapa try out, sambil belajar verbal dan rumus matematika. begitu dua minggu mendekati tes, setiap hari saya menyelesaikan satu try out. dan setiap kali try out saya strict ke waktu sesuai jatah waktu yang tercantum.
TPA ini dibagi tiga sesi: verbal, hitungan, gambar.
per sesi diberikan jatah waktu yang berbeda, dengan total waktu tiga jam (untuk menyelesaikan tiga sesi tersebut). jadi nggak pukul rata 60 menit! karena begitu waktunya selesai untuk sesi pertama, kita harus segera membalik ke sesi yang kedua! kalo kalian nggak mengikuti itu, bisa-bisa sesi ketiga nggak kesentuh sama sekali.
latihan soal dan waktu itu penting banget!
d-day.
kita diwajibkan datang di tempat tes paling nggak sejam sebelum tes, buat registrasi, dan lain sebagainya. alat tulis bawa sendiri ya, pensil 2B, penghapus dan bolpen, kartu tes juga jangan sampai nggak kebawa, and then jangan lupa berdoa!
jujur setelah tes, saya merasa tesnya susah banget hahahahaha. beda sama apa yang saya pelajari di buku try out. banyak kata-kata yang saya nggak tau. matematikanya jauh lebih extreme, karena yang di buku itu simple banget (kebanyakan deret angka) 😂.
untungnya setelah saya selesai mengerjakan soal saya bisa, waktunya masih tersisa dan saya bisa mengisi jawaban ngawur ke nomer yang belum saya jawab hahaha. karena kalau salah nggak minus, mending diisi saja, barangkali bener ya kan? LOL.
begitu pulang, yang ada saya devastated, mood entah kemana, dunia terlihat rese' hahaha. ya.. yang sudah biarlah sudah, kan sudah berusaha — datang kerjakan lupakan. sekarang tinggal berdoa saja.
hati-hati ya, yang akan mengerjakan tes TPA, mungkin kalian akan merasakan hal yang sama, mungkin juga enggak saking gampangnya hehe.
sepuluh hari kemudian, saya dapat email kalau sertifikat sudah bisa diambil, dan inilah hasilku.
sertifikatnya nggak gede, kurang lebih sebesar kwitansi.
saya bersyukur sekali dapat skor segitu. hard work pays off lah haha, nggak rugi juga ngabisin satu buku try out.
TPA Bappenas Experience – Updated
a month ago I took myself again on TPA, after two years.
first of all, why did I test myself again? because I needed it to fulfill my graduation requirement. that’s it.
different from the last time I did my TPA which I prepared my self very damn well, but this time, I only prepared myself a week before the test and I did not prepare well because I already frustrated with my graduate life lol. fortunately, the TPA organizer had a two-day training on math for TPA, and I guess it helped me better. after that, did I do some study? nope lol. I barely open my book and learn about the synonym and antonym words. yap, that’s it.
actually, half of me wanted to study, so I went to bookstore, but the TPA exercise book is way too expensive nowadays #ripwallet and there were only two kinds of book. so I had limited choice, I decided not to buy any. while, the one I have is already filled back to back.
long story short, d-day.
what can you expect from a braveness and bare knowledge hahahaha
yes, as you imagine.
TPA 2019 ini nggak kayak dulu yang pernah aku lewati di 2017.
soalnya tetep berjumlah 250 soal, dan tetep dibagi menjadi tiga bagian. yang bikin beda adalah waktunya, kalau dulu aritmatik dikasih waktu agak lama daripada section yang lain, tapi kalau sekarang dari total 3 jam, dibagi rata ke tiap section, alias setiap section mendapatkan waktu 60 menit. jadi bisa dibayangkan aritmatik 90 soal dalam 60 menit itu gimana hahaha.
yang bikin lebih frustasi adalah, di soal aritmatik kebanyakan soal cerita dan deret angka (kesukaan kita semua) hanya ada beberapa nomor dan itu pun angkanya super weird wk. bener-bener deh soalnya ngga kepikiran sama sekali bakal kayak gitu. jadi pas pelatihan di pelajari soal-soal dari deret angka, aljabar, luas, volume, dkk, tapi pas hari h semuanya hilang lol.
but I was fortunate enough that my score remained almost the same as previous one🍀
buat kalian yang mau ambil tes TPA, semoga pengalaman saya bisa jadi selayang pandang sebagai persiapan tes.
Good luck~